Aspal
Pengertian Aspal
Aspal adalah material perekat berwarna hitam atau coklat tua, dengan unsur utama bitumen. Aspal dapat diperoleh di alam ataupun merupakan residu dari pengilangan minyak bumi. Aspal adalah material yang pada temperature ruang berbentuk padat sampai agak padat dan bersifat termoplastis. Jadi aspal akan mencair jika dipanaskan pada suhu tertentu, dan kembali membeku jika temperature turun. (Sukirman, 2007)
Aspal terbuat dari minyak mentah, melalui proses penyulingan atau dapat ditemukan dalam kandungan alam sebagai bagian dari komponen alam yang ditentukan bersama-sama material lain. Aspal dapat pula diartikan sebagai bahan pengikat pada campuran beraspal yang terbentuk dari senyawa-senyawa kompleks seperti Asphaltenese, Resins dan Oils. Aspal mempunyai sifat visco-elastis dan tergantung dari waktu pembebanan. (The Blue Bool-Building & Construction, 2009).
Secara garis besar aspal buatan terdiri dari menjadi tiga, yaitu aspal keras, aspal cair, dan aspal emulsi.
1. Aspal keras/panas (asphalt concrete, AC), adalah material berwarna hitam, mengilat, padat namun lembek, bila dibirakan pada suhu ruangan akan mengikuti bentuk tempat yang ada karena pengaruh gravitasi, dan pada suhu tertentu akan meleleh bahkan mencair. Oleh karena itu, aspal harus dihangatkan sampai suhu kamar (25°–30°C) dalam bentuk padat sebelum dapat digunakan sebagai pengikat agregat. Aspal keras dinilai sesuai dengan nilai penetrasi (tingkat kekerasan). (Ir. Sutoyo M.Eng.,Sc, 2020, h. 15-17)
Di Indonesia aspal keras (asphalt concrete) dibedakan berdasarkan nilai penetrasinya yaitu :
a. AC Pen 40/50, dengan penetrasi antara 40–50
b. AC pen 60/70, dengan penetrasi antara 60–70
c. AC pen 80/100, dengan penetrasi antara 80–100
d. AC pen 200/300, dengan penetrasi antara 200–300
Berdasarkan Spesifikasi Bina Marga 2018 Dvisi 6 Perkerasan Aspal tentang ketentuan untuk Aspal penetrasi 60/70 dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Ketentuan untuk Aspal Keras
No |
Jenis Pengujian |
Metoda Pengujian |
Aspal Pen. 60/70 |
1. |
Penetrasi, 25°C; (0,1 mm) |
SNI 2456:2011 |
60 – 70 |
2. |
Viskositas Kinematis 135°C |
ASTM D2170-10 |
|
3. |
Titik Lembek (°C) |
SNI 2434:2011 |
|
4. |
Daktalitas pada 25°C, (cm) |
SNI 2432:2011 |
≥ 100 |
5. |
Titik nyala (°C) |
SNI 2433:2011 |
≥ 232 |
6. |
Kelarutan Dalam Trichloroethylene (%) |
AASHTO T44-14 |
>99 |
7. |
Berat Jenis |
SNI 2441:2011 |
≥ 1 |
8. |
Kadar Parafin Lilin (%) |
SNI 03-3639-2002 |
≤ 2 |
2. Aspal dingin/cair (cut back asphalt), adalah mpuran aspal minyak dengan larutan minyak ringan tertentu untuk menurunkan nilai viskositas pada suhu rendah di lapangan. Setelah terjadi interaksi dengan agregat maka minyak ringan akan menguap sehingga yang terjadi adalah ikatan yang kuat antara aspal minyak dengan permukaan agregat. (Ir. Sutoyo M.Eng.,Sc, 2020, h. 20-21)
3. Aspal emulsi (emulsion asphalt), adalah campuran aspal minyak dengan air yang mengandung bahan pengemulsi (umumnya sabun) yang diproses melalui tekanan tertentu sehingga aspal yang terjadi adalah butiran dengan ukuran yang sangat kecil yaitu 5-10 micron (ยต) yang mana di antara butiran tersebut terpisahkan oleh air yang sekaligus berfungsi sebagai mediator untuk dapat merekatkan butiran aspal dengan agregat (Ir. Sutoyo M.Eng.,Sc, 2020, h. 17-19)
Komentar
Posting Komentar